Senin, 11 April 2016

Melestarikan Makanan Tradisional Lewat Festival Arem-arem Solo


Banyak hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya bangsa, terutama yang berhubungan dengan kearifan lokal. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan kembali jajanan tradisional khususnya kepada generasi muda. Seperti yang dilakukan oleh Tsabita Halal Boga (Tsahabo), dengan menyelenggarakan Festival Arem-arem Solo pada hari Minggu 10 April 2016.

Pada Festival Arem-arem ini merupakan puncak acara pengenalan kembali jajanan khas Solo sekaligus pengukuhan komitmen Tsahabo sebagai salah satu penyaji makanan halal di kota Solo. Konsumen, khususnya kaum muslim tidak perlu lagi was-was dengan kehalalannya.
Festival Arem-arem dimulai dengan acara jalan sehat dari Outlet Tsahabo menuju ke jalan utama Slamet Riyadi. Acara ini menjadi seru karena kebetulan juga pada hari Minggu, Jalan Slamet Riyadi selalu digunakan untuk acara Car Free Day. Warga Solo tumpah ruah di sana dengan berbagai aktivitasnya. Dengan adanya peserta jalan sehat Festival Arem-arem yang diiringi dengan beberapa andong yang salah satunya membaca icon Tsahabo, yaitu Adipati Tsahabo, tentu menyedot perhatian para pengunjung Car Free Day. Alhamdulillah, semua berjalan lancar hingga semua peserta jalan sehat tiba kembali ke Outlet Tsahabo.
Acarapun berlanjut dengan pembagian gunungan yang terbuat dari arem-arem. Selain gunungan arem-arem yang diperebutkan oleh peserta juga dibagikan pula 3000 arem-arem dalam berbagai isian. Semua peserta terlihat antusias, termasuk para pengguna jalan yang kebetulan lewat juga ikut berebut arem-arem. Seru deh pokoknya ^^

Perkenalkan, Adipati Tsahabo, icon dari Tsabita Halal Boga

Pada kesempatan ini pula Tsahabo melaunching beberapa menu baru yang masih merupakan jajanan khas Solo. Bedanya adalah jajanan ini dikombinasi dan dibuat dalam beberapa inovasi. Jajanan tersebut adalah Bolen Blondo, Bolue Srabi Solo, Bolu Markiju (Bolu Mandarin Kismis keju), Kukis Tengkleng, Kukis Klepon, dan tentu yang menjadi bintangnya adalah arem-arem itu sendiri.
Berbicara tentang arem-arem, jajanan ini ternyata sudah ada sejak lama. Bahkan terdapat cerita sejarah tentang asal usul arem-arem ini. Jadi begini ceritanya ... Alkisah, dahulu kala ada seorang Adipat dari Kudus yang sering melakukan perjalana ke Solo. Setiap datang ke Solo, Sang Adipati kesengsem dengan makanan Solo yang terkenal sedap. Salah satunya adalah arem-arem dengan isi berbagai jenis sayur. Ada yang diisi dengan sambal goreng kreni, makanan khas Istana Mangkunegaran yang hanya disajikan kepada bangsawan saja. Ada juga arem-arem yang diisi dengan sambal tumpang tempe semangit yang enak di lidah. Selain itu, masih ada isian lain yang tak kalah lezatnya, yaitu sambal goreng ati, sambal goreng ayam, dan juga sego liwet.


Karenanya, tak heran jika sekarang arem-arem banyak ditemukan di kota Solo. Mulai dari penjual tenongan, penjual bubur lemu di pinggir jalan, sampai masuk ke toko roti yang berkelas. Dengan banyaknya pembuat dan penjual arem-arem, terkadang ada yang terlupakan, yaitu kualitas dan rasa. Arem-arem banyak ditemukan, namun banyak yang tidak menjaga rasa dan kualitas. Zaman dahulu, arem-arem dibungkus oleh telur yang lumayan tebal. Paling tidak bisa dirasakan adanya lapisan telurnya. Namun sekarang kulit telurnya tipis, bahkan kadang tidak ada. Tekstur arem-aremnya sendiri juga kurang diperhatikan. Bahkan cenderung lembek. Belum juga dengan isian yang terkadang ala kadarnya dan sedikit. Bahkan terkadang tidak berasa kalau ada isinya L L

Kebayang nggak, bisa makan arem-arem segedhe ini?

Inilah yang dilakukan oleh Tsahabo, mengembalikan citarasa Arem-arem Jawa Kuno ke tengah masyarakat Solo sendiri. Bukan hanya kualitas rasa yang dijaga, namun juga tekstur dan tampilan kemasannya. Tak salah rasanya jika kemudian Tsahabo menempatkan Arem-arem Jawa Kuno buatannya ke dalam kelas premium. Tentu ini istimewa, ya. Dalam 1 paketnya yang terdiri dari 5 buah arem-arem berbagai macam rasa yang diletakkan di dalam kemasan elegan seperti besek plastik.
Kelima rasa tersebut sebenarnya adalah berbagai jenis sayur yang tak asing bagi masyarakat Solo. Sebagai contoh adalah Sego Liwet. Ini adalah nasi gurih yang diguyur dengan sayur labu dan ditambah dengan suwiran ayam. Begitu pula dengan sambal tumpang yang biasanya disajikan bersama nasi hangat dengan berbagai jenis sayuran seperti kacang panjang dan toge. Nah, kalau berbagai macam sayur tadi diolah menjadi isian arem-arem, bagaimana ya rasanya? Tentu menggugah rasa penasaran Anda, bukan? ^^


Begitu pula dengan jajanan yang lain. Kukis tengleng misalnya. Tengkleng yang kata orang Solo banget ini biasanya berupa olahan daging dan tulang kambing dengan kuah yang banyak. Namun di tangan para koki Tsahabo, tengkleng disulap menjadi bentuk kukis. Demikian pula dengan klepon. Jajanan berbentuk bulat hijau dengan taburan kelapa parut dan isian gula merah yang selalu menghadirkan sesuatu yang muncrat dari dalamnya jika digigit, kini juga hadir dalam bentuk kukis.
Nah, bagi Anda warga Solo, atau juga Anda para wisatawan yang menginginkan oleh-oleh khas Solo, silahkan merapat ke Outlet Tsabita Halal Boga yang berada di Jl. Honggowongso No.55 Solo, atau sebelah barat SMU Al Islam 1 Surakarta. Anda dapat berbelanja berbagai macam jajanan khas Solo yang tentunya terjamin kehalalannya. Happy shopping, Sista ^^



Related Post :

10 komentar:

  1. may besok suamiku mw ke solo, aku hrs nitip beliin arem2 ini ^o^.. secara ya mbak, aku suka bgt arem2.. apalagi kalo udh bikin sndiri, biasanya aku minta mbak ART masukin 2 cabe rawit tuh ke dalamnya, biar pas kegigit lgs nyeesss pedesnya ;D..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wadew ... Arem-arem istimewa, super pedas ^^

      Hapus
  2. Salah satu fav saya selain sosis solo ya arem arem. Bisa belanja arem-arem sampai puasa ya di festival ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, festivalnya cuman sehari, Mbak. Tapi outletnya yang buka setiap hari ^^

      Hapus
  3. ah, dulu waktu ke solo belum nyobain arem-arem, sepertinya enak dan punya nilai sejarah juga ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapan-kapan kalau main ke Solo lagi kudu nyoba yang satu ini ^^

      Hapus
  4. waaa..arem-aremnya gede banget..aduh ..jadi laper..banget..ngeliatnya..hi2

    BalasHapus
  5. Seneng ya kalau ada festival jajanan tradisional kyk gini :D

    keluargahamsa.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Terkadang menemukan jajanan tempo dulu yang sudah langka ^^

      Hapus

Terima kasih telah berbagi komentar